BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dengan pembelajaran ini
kita membahas tentang mengenal karakteristik kesulitan belajar yang nantinya
bertujuan untuk memberi pemahaman dan wawasan kepada kita akan karakteristik
kesulitan belajar. Sehingga memudahkan kita ketika menghadapi peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar. Dimana pengertian Kesulitan belajar
adalah kondisi dimana anak dengan
kemampuan intelegensi rata-rata atau diatas rata-rata, namun tidak memiliki kemampuan
atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses
persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian,
penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensorik motorik (Clement, dalam Weiner,
2003).
B.
TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini
diharapkan dapat memberikan informasi tambahan untuk pembaca mengenai
karakteristik kesulitan belajar.
BAB II
PERMASALAHAN
1.
Apa yang dimaksud dengan Karakteristik
Kesulitan Belajar?
2.
Faktor apa saja yang mempengaruhinya?
3.
Hal-hal apa saja yang tercakup dalam
Karakteristik Kesulitan Belajar?
BAB III
PEMBAHASAN
MENGENAL
KARAKTERISTIK KESULITAN BELAJAR
A.
Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar
adalah kondisi dimana anak dengan
kemampuan intelegensi rata-rata atau diatas rata-rata, namun tidak memiliki
kemampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam
proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian,
penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensorik motorik (Clement, dalam Weiner,
2003).
Menurut pandangan
Clement, Kesulitan Belajar adalah kondisi yng merupakan sindrom
multidimensional yang bermanifestasi sebagai kesulitan belajar spesifik
(spesifik learning disabilities), hiperaktif dan atau distrakbilitas dan
masalah emosional. Kelompok anak dengan Learning Dissability (LD) memiliki ciri
adanya gangguan-gangguan tertentu yang menyertainya. Menurut Cruickshank (1980)
gangguan tersebut adalah gangguan latar-figure, visual-motor,
visual-perceptual, pendegaran, intersensory,
berpikir konseptual dan abstrak, bahasa, sosio-emosional, body image, dan konsep diri.
Hidden handicap
merupakan kesulitan belajar yang tidak terlihat dengan jelas dan tidak seperti
cacat fisik, dan terkadang tidak disadari oleh orangtua dan guru. Akibatnya,
anak yang mengalami kesulitan belajar sering diidentifikasi sebagai anak yang underachiever, pemalas, atau aneh.
Anak-anak ini mungkin mengalami perasaan frustasi, marah, depresi, cemas dan
merasa tidak diperlukan (Harwell, 2001).
B.
Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Ada beberapa penyebab
kesulitan belajar yang terdapat pada literatur dan hasil riset (Harwell, 2001),
yaitu :
1.
Faktor keturunan/bawaan
2.
Gangguan semasa kehamilan, saat
melahirkan atau prematur
3.
Kondisi janin yang tidak menerima cukup
oksigen atau nutrisi dan atau ibu yang merokok, menggunakan abat-obatan (drugs), atau meminim alkohol selama
masa kehamilan.
4.
Trauma pasca kelahiran, seperti demam
yang sangat tinggi, trauma kepala, atau pernah tenggelam.
5.
Infeksi telinga yang berulang pada masa
bayi dan balita. Anak dengan kesulitan belajar biasanya mempunyai sistem imun
yang lemah.
6.
Awal masa kanak-kanak yang sering
berhubungan dengan aluminium, arsenik, merkuri/raksa, dan neurotoksin lainnya.
Ada dua faktor yang
mempengaruhi prestasi akademik seseorang, yaitu faktor internal/pribadi dan
eksternal/lingkungan (Gage & Berliner, 1992; Winkel, 1997).

a.
Inteligensi
Taraf
inteligensi seseorang dapat tercermin dalam prestasi sekolahnya di semua mata
pelajaran ( Winkel, 1997).
b.
Motivasi
Winkel (1997)
mengatakan bahwa motivasi merupakan daya penggerak yang menjadi aktif pada
saat-saat tertentu dimana ada kebutuhan untuk mencapai tujuan.
Motivasi merupakan
tenaga dorong selama tahapan proses belajar yang berfungsi untuk (Sukadji,
2000) :
1.
Mencari dan menemukan informasi mengenai
hal-hal yang dipelajari
2.
Menyerap informasi dan mengolahnya
3.
Mengubah informasi yang didapat ini
menjadi suatu hasil (pengetahuan, perilaku, keterampilan, sikap, dan
kreativitas.
Menurut McLelland dan
Atkinson (dalam Djiwandono, 2002), motivasi yang paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang cenderung berjuang
untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk
tujuan sukses.
c.
Kepribadian
Kepribadian merupakan
suatu organisai yang dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang menentukan
bagaimana individu dapat menyesuaikan diri secara unik dengan lingkungannya
(Allport dalam Hurlock, 1978).

a.
Lingkungan Rumah
Orangtua
memegang peranan penting serta menjadi guru bagi anak dalam mengenal dunianya.
Utami Munandar (1999) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
orangtua, maka semakin baik prestasi anak. Lingkungan keluarga merupakan media
pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak.
Motivasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh dan dibentuk oleh lingkungan,
serta merupakan landasan esensial yang mendorong manusia untuk tumbuh,
berkembang, dan maju dalam mencapai
sesuatu yang diinginkan. Lingkungan rumah harus diciptakan kondisi yang
konduksif bagi anak, yaitu suatu suasana yang demokrtis yang terbuka, saling
menyayangi, dan saling mempercayai.
b.
Lingkungan Sekolah
Menurut Ormrod (2006)
lingkungan sekolah yang baik adalah
lingkungan yang nyaman sehingga anak terdorong untuk belajar dan berprestasi. Karakteristik
lingkungan sekolah yang nyaman sebagai tempat belajar (Burstyn & Stevens
dalam Ormrod, 2006), yaitu :
1.
Sekolah mempunyai komitmen untuk
mendukung semua usaha murid agar sukses baik dalam bidang akademik maupun
sosial.
2.
Adanya kurikulum yang menantang dan
terarah
3.
Adanya perhatian dan kepercayaan murid
serta orangtua terhadap sekolah
4.
Adanya ketulusan dan keadilan bagi semua
murid, baik untuk murid dengan latar belakang keluarga yang berbeda, beda ras
maupun etnis.
5.
Adanya kebijakan dan peraturan sekolah
yang jelas
6.
Adanya partisipasi murid dalam pembuatan
kebijakan sekolah
7.
Adanya mekanisme tertentu sehingga siswa
dapat menyampaikan pendapatnya secara terbuka tanpa rasa takut
8.
Mempunyai tujuan untuk meningkatkan
perilaku prososial seperti berbagai informasi, membantu dan berkerjasama.
9.
Membangun kerjasama dengan komunitas
keluarga dan masyarakat
10.
Mengadakan kegiatan untuk mendiskusikan
isu-isu menarik dan spesial yang berkaitan dengan murid.
Kirk & Ghallager
(1986) menyebutkan faktor penyebab kesulitan belajar sebagai berikut :
1.
Faktor Disfungsi Otak
2.
Faktor genetik
3.
Faktor lingkungan dan malnutrisi
4.
Faktor biokimia
C.
Karakteristik
Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar
diartikan sebagai hambatan dalam belajar, bukan kesulitan belajar khusus.
Menurut Valett (dalam Sukadji, 2000) terdapat tujuh karakteristik yang ditemui
pada anak dengan kesulitan belajar.
1.
Sejarah kegagalan akademik berulang kali
2.
Hambatan fisik/tubuh atau lingkungan
berinteraksi dengan kesulitan belajar
3.
Kelainan motivasional
4.
Kecemasan yang samar-samar, mirip dengan
kecemasan yang mengambang
5.
Perilaku berubah-ubah, dalam arti tidak
konsisten dan tidak terduga
6.
Penilaiaan yang keliru karena data tidak
lengkap
7.
Pendidikan dan pola asuh yang didapat
tidak memadai
D.
Kesulitan
Belajar
Kesulitan belajar siswa
mencakup pengertian yang luas, diantaranya :
1.
Learning
Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses
belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan.
2.
Learning
Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar
yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa
tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat pria atau
gangguan psikologis lainnya.
3.
Under
Achiever, mengacu pada siswa yang sesungguhnya memiliki
tingkat potensi intelektual yang tergolong diatas normal, tetapi prestasi
belajarnya tergolong rendah.
4.
Learning
Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu
pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga
hasil belajar dibawah potensi intelektualnya.
Beberapa perilaku yang
merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain :
1.
Menunjukkan hasil belajar yang rendah
dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau dibawah potensi yang
dimilikinya.
2.
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan
usaha yang telah dilakukan.
3.
Lambat dalam melakukan tugas-tugas
kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dari waktu yang
disediakan.
4.
Menunjukkan sikap-sikap yang tidak
wajar.
5.
Menunjukkan perilaku yang berlainan.
6.
Menunjukkan gejala emosional yang kurang
wajar.
Menurut Burton (Abin
Syamsuddin, 2003), siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila :
1.
Dalam batas waktu tertentu yang
bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan
materi (mastery level) minimal dalam
pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference).
2.
Tidak dapat mengerjakan atau mencapai
prestasi semestinya.
3.
Tidak berhasil tingkat penguasaan meteri
yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya.
Terdapat empat ukuran
dalam menentukan kagagalan atau kemajuan belajar siswa, yaitu :
1.
Tujuan Pendidikan
Dalam
keseluruhan sistem pendidikan, tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen
pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan
pendidikan.
2.
Kedudukan dalam Kelompok
Kedudukan seorang siswa
dalam kelompoknya akan menjadi ukuran dalam pencapaian hasil belajarnya. Siswa
dikatakan mengalami kesulitan belajar, apabila memperoleh prestasi belajar
dibawah prestasi rata-rata kelompok secara keseluruhan.
3.
Perbandingan antara potensi dan prestasi
Prestasi belajar yang
dicapai seorang siswa akan tergantung dari tingkat potensinya, baik yang berupa
kecerdasan maupun bakat. Siswa yang berpotensi tinggi cenderung dan seyogyanya
dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula.
4.
Kepribadian
Hasil belajar yang
dicapai oleh seseorang akan tercerminkan dalam seluruh kepribadiannya. Setiap
proses belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam aspek kepribadian.
Siswa yang berhasil dalam belajar akan menunjukkan pola-pola kepribadian
tertentu, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesulitan
belajar adalah kondisi dimana anak
dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau diatas rata-rata, namun tidak
memiliki kemampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan
dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan
perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensorik motorik (Clement, dalam
Weiner, 2003).
Dengan beberapa
penyebab kesulitan belajar yang terdapat pada literatur dan hasil riset
(Harwell, 2001), yaitu :
1.
Faktor keturunan/bawaan
2.
Gangguan semasa kehamilan, saat
melahirkan atau prematur
Kondisi
janin yang tidak menerima cukup oksigen atau nutrisi dan atau
B. SARAN
Bila
dilihat dari beberapa faktor penyebab kesulitan belajar ini ada salah satu yang
mengatakan akibat gangguan semasa kehamilan. Disaini dapat diberi saran bahwa
seorang ibu harus lebih berhati-hati menjaga janinnya. Seperti memperhatikan
pola makan dan cukup olahraga sehingga janin yang dikandung mendapatkan gizi
yang cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar