BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perkembangan
kognitif adalah tahap-tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia
anak-anak sampai dewasa; mulai dari proses-proses berpikir secara konkret
sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep anstrak dan logis.
Anak-anak
bukanlah miniatur orang dewasa seperti yang sering dikatakan orang. Mereka
berfikir dan memahami dunia dengan cara yang berbeda dengan yang dilakukan
orang dewasa.
Begitu
banyak aspek yang terkait dengan perkembangan kognisi anak. Intelegensi yang
punya satuan ukuran IQ pun salah satu diantaranya. Begitu juga dengan kemampuan
anak untuk memecahkan suatu masalahdan berfikir logis.
Sama
halnya dengan perkembangan aspek lain. Perkembangan yang optimal disektor ini
sangat besar pengaruhnya bagi pembentukan konsep diri dan penyesuaian anak
dengan lingkungan.
B. TUJUAN
Sebagai orang tua dengan adanya pemahaman dan
mengerti akan materi dari pembahasan ini yakni perkembangan kognisi. Bertujuan
untuk menambah wawasannya dan dapat mengerti akan perkembangan dari anak.
BAB II
PERMASALAHAN
Apa yang dimaksud
dengan ?
A.
HAMBATAN
BERFIKIR
B.
MASALAH
BAKAT
C.
BERFIKIR
LOGIS
D.
IMAJINASI
E.
MASALAH
INTELEGENSI
F.
MASALAH
KONSEP BILANAGAN
G.
MASALAH
KONSEP RUANGAN
H.
MASALAH
KONSEP KUALITAS
BAB III
PEMBAHASAN
A. HAMBATAN
BERFIKIR
Anak belum memiliki kemampuan untuk memecahkan
masalah-masalah yang membutuhkan pemikiran “yang dapat dibalik (reversible).”
Pikiran mereka masih bersifat irreversible.
Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek atau situasi sekaligus, dan belum mampu bernalar (reasoning) secara individu dan deduktif.
Anak bernalar secara transduktif (dari khusus ke khusus). Anak juga belum mampu membedakan antara fakta dan fantasi. Kadang-kadang anak seperti berbohong. Ini terjadi karena anak belum mampu memisahkan kejadian sebenarnya dengan imajinasi mereka.
Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek atau situasi sekaligus, dan belum mampu bernalar (reasoning) secara individu dan deduktif.
Anak bernalar secara transduktif (dari khusus ke khusus). Anak juga belum mampu membedakan antara fakta dan fantasi. Kadang-kadang anak seperti berbohong. Ini terjadi karena anak belum mampu memisahkan kejadian sebenarnya dengan imajinasi mereka.
B. MASALAH
BAKAT
Bakat atau aptitude adalah
potensi dalam diri seseorang yang dengan rangsangan tertentu memungkinkannya
mencapai suatu kecakapan,pengetahuan,dan keterampilan khusus. Misalnya,
kemampuan berbahasa Inggris, bermain
musik, atau kemampuan menulis cerita.
Ada dua jenis bakat :
1.
Bakat
yang berkaitan dengan kemahiran atau kemampuan mengenai bidang pekerjaan
khusus, seperti bakat berjualan/ mengarang. Yang disebut juga pocational aptitude.
2.
Bakat
yang diperlukan untuk berhasil dalam tipe pendidikan khusus. Misalnya bakat
melihat ruangan (dimensi) yang diperlukan oleh seorang arsitek. Yang disebut
juga scholastic aptitude.
Bakat dapat dikembangan melalui :
·
Perkaya
anak dengan bermacam-macam pengalaman dan perdalam pengalamannya. Sebab makin
banyak dan makin bervariasi hal-hal baru yang dilihat dan didengar anak, makin
tertarik pula anak untuk mencoba berbagai macam hal.
·
Dorong
atau rangsanglah anak untuk mengembangkan semua minatnya.
·
Beri
anak kesempatan untuk melakukan kegiatan yang memungkinkan berkembangnya bakat
dan minat anak.
·
Beri
penghargaan dan pujian untuk usaha anak.
·
Sediakan
sarana yang cukup bagi aktualisasi bakat.
·
Bila
orang tua belum tahu apa potensi anak, pilihkan dahulu bidang yang umum.
Faktor yang mempengaruhi
tampilnya bakat :
·
Motivasi
Faktor motivasi berhubungan
dengan kuatnya daya juang untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
·
Nilai
atau Value
Faktor nilai yaitu bagaimana cara
seseorang memberi arti terhadap pekerjaan yang menjadi bakatnya
·
Konsep
Diri
Konsep diri yang positif
berinteraksi timbal balik dengan sukses aktualisasi bakat seseorang.
C. BERFIKIR
LOGIS
Kemampuan memproses informasi
sesuai dengan aturan –aturan logika. Sebelum anak sampai pada kemampuan
berfikir logis ada beberapa konsep yang harus dikuasai sebelumnya yakni ;
·
Transformasi
yakni perubahan atau pergantian bentuk.
·
Reversibel
yakni menurut piaget adalah kemampuan untuk mengikuti satu rangkaian berfikir
(misalnya mengamati air yang ditumpahkan).
·
Klasifikasi
dimana anak-anak mulai belajar mengelompokkan barang-barang sesuai dengan
klasifikasinya.
·
Class
inclusion yakni kemampuan untuk mengklasifikasikan objek secara bersamaan
berdasarkan dua atau lebih kategori.
·
Hubungan
asimetris yakni kemapuan untuk mengklasifikasi objek berdasarkan perbedaannya.
D. IMAJINASI
Imajinasi adalah proses
menciptakan suatu objek atau kejadian tanpa didukung oleh data yang nyata.
Lewat imajinasi manusia bisa menciptakan suatu penemuan baru guna kepentingan
masa depan atau hal-hal fantastik
lainnya. Secara umum, imajinasi sangat diperlukan untuk proses kreatif .
karna kreativitas seseorang umumnya merupakan produk dari iamjinasi.
E. MASALAH
INTELEGENSI
Intelegensi adalah keseluruhan
kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta mengolah
dan menguasai lingkungan secara efektif.Thurstone mengatakan bahwa ada tujuh
faktor yang membentuk intelegensi yaitu :
·
Kemampuan
verbal ( verbal Comprehension) yakni
kemampuan seseorang untuk menghadapi materi verbal, berfikir verbal, dan
menangkap hubungan anatara konsep-konsep
·
Kelancaran
kata-kata (word Fluency) yaitu
kelancaran mengutarakan pikiran dalam kata-kata.
·
Kemampuan
mengenai angka (number) yaitu
kemampuan menggunakan pikiran melalui angka-angka mencari hubungan angka-angka
dan memperhitungkan secra cepat dan tepat.
·
Kemampuan
ruanagan yakni mengimajinasikan bentuk
akhir objek dengan melihat gambar rancangannya.
·
Kecepatan
persepsi
·
Kemampuan
menalar
F. MASALAH
KONSEP BILANGAN DAN JUMLAH
Berkembangnya pemahaman konsep
bilangan memang butuh waktu lama. Sampai usia lima tahun anak hanya mampu
menguasai sejumlah kecil bilangan saja. Sebelum anak memahami konsep bilangan
anak harus mengerti terlebuh dahulu konsep jumlah. Dimana anak telah bisa
menunjukkan mana ukuran yang lebih besar dan mana ukuran yang lebih kecil.
Melalui beragam pengalaman dan
sejalan dengan meningkatnya proses belajar. Pemahaman anak tentang konsep
bilangan dan konsep jumlah pun akan semakin berkembang.
G. MASALAH
KONSEP RUANGAN
Konsep
tentang ruangan mencakup hal-hal seperti hubungan antara objek yang satu dengan
yang lain dilingkungan, arah, jarak, perspektif dan gerak. Pemahaman ini sangat
penting terutama u ntuk bayi seperti untuk belajar berjalan, mengambil makanan,
memasukkan makanan kedalam mulut.
Menurut
Piaget ada lima aspek dari konsep keruangan, yakni;
a.
Proximity
atau kedekatan antara objek satu dengan objek lainnya. Seperti seorang anak
yang mulai menggambar. Dengan hasil gambaran gambar tangan yang terlalu dekat
dengan kepala dsb.
b.
Separation
atau keterpisahan, sebagai contoh seorang anak yang harusnya menggambar tanda
silang, anatara garis horizontal dan vertikal berada pada posisi yang pas.
Tetapi garis yang mereka buata hanya saling menyentuh saja.
c.
Order
atau keteraturan, kegagalan dalam memahami keteraturan ruangan sebagai contoh
seorang anak yang menggambar mulut diatas gambar hidung.
d.
Contiguity
atau kontak antara objek dengan ruangan, seperti seorang anak yang membuat gambar orang
melayang yang tak menjejak diatas tanah.
e.
Direction
atau arah. Pada usia ini usia 6-7 tahun anak telah dapat membedakan antara
tangan kanan dan tangan kirinya.
f.
Jarak.
Disini anak sudah dapat mengukur atau menghitung suatu jarak jika diberikan
suatu alat peraga khususnya dibidang matematika.
H. MASALAH
KONSEP KAUSALITAS (SEBAB-AKIBAT)
Menurut
Piaget anak cenderung untuk berfikir animistik yaitu “ menghidupkan”
benda-benda mati. Sebagai contoh anak akan mengatakan matahari itu hidup karena
ia bergerak.
Piaget
membagi pemikiran animistik ini kedalam empat tahapan yaitu;
a.
Tahap
pertama anak akan mengganggap benda itu hidup bila objek itu utuh. Seperti
piring akan ia katakan hidup tapi ketika piring itu pecah maka akan ia katakan
kalau piring itu mati.
b.
Tahap
kedua benda ia katakan hidup bila benda itu bergerak seperti bulan atau
matahari yang bergerak, tetapi lukisan didinding ia katakan mati karna diam.
c.
Tahap
terakhir yaitu hanya binatang dan tumbuhan yang anak yakini hidup sebagai
sesuatu yang hidup.
BAB IV
PENUTUP
- KESIMPULAN
Perkembangan kognitif adalah tahap-tahap
perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak-anak sampai dewasa; mulai
dari proses-proses berpikir secara konkret sampai dengan yang lebih tinggi
yaitu konsep-konsep anstrak dan logis. Baik itu hambatan berfikir, masalah
bakat, berfikir logis, imajinasi,masalah intelegensi, konsep bilangan,
keruangan dan konsep kausalitas.
B.
SARAN
Diharapkan
para orang tua dapat mengerti pertumbuhan anak sehingga untuk perkembangan
kognisinya dapat berjalan sebagai mestinya. Sehingga dapat mengatasi sesegera
mungkin jika terjadi masalh-masalah pada perkembanagn kognisinya. Kita dapat
sesegera mungkin mengatasinya atau menemukan solusi.
Demikian
penulisan makalah yang kami susun tentang bahasan Perkembangan Kognitif. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi pembaca. Kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Seri Ayahbunda. Perkembangan
anak. Gaya favorit press.
Websit
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif
http://meetabied.wordpress.com/2010/03/20/teori-perkembangan-kognitif-piaget-dan-implikasi-dalam-pembelajaran.
http://meetabied.wordpress.com/2010/03/20/teori-perkembangan-kognitif-piaget-dan-implikasi-dalam-pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar