Jumat, 07 Februari 2014

perkembangan kognisi



BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Perkembangan kognitif adalah tahap-tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak-anak sampai dewasa; mulai dari proses-proses berpikir secara konkret sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep anstrak dan logis.
Anak-anak bukanlah miniatur orang dewasa seperti yang sering dikatakan orang. Mereka berfikir dan memahami dunia dengan cara yang berbeda dengan yang dilakukan orang dewasa.
Begitu banyak aspek yang terkait dengan perkembangan kognisi anak. Intelegensi yang punya satuan ukuran IQ pun salah satu diantaranya. Begitu juga dengan kemampuan anak untuk memecahkan suatu masalahdan berfikir logis.
Sama halnya dengan perkembangan aspek lain. Perkembangan yang optimal disektor ini sangat besar pengaruhnya bagi pembentukan konsep diri dan penyesuaian anak dengan lingkungan.

B.     TUJUAN
Sebagai orang tua dengan adanya pemahaman dan mengerti akan materi dari pembahasan ini yakni perkembangan kognisi. Bertujuan untuk menambah wawasannya dan dapat mengerti akan perkembangan dari anak.

BAB II
PERMASALAHAN
Apa yang dimaksud dengan ?
A.     HAMBATAN BERFIKIR
B.     MASALAH BAKAT
C.     BERFIKIR LOGIS
D.     IMAJINASI
E.      MASALAH INTELEGENSI
F.      MASALAH KONSEP BILANAGAN
G.     MASALAH KONSEP RUANGAN
H.     MASALAH KONSEP KUALITAS























BAB III
PEMBAHASAN

A.     HAMBATAN BERFIKIR

Anak belum memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang membutuhkan pemikiran “yang dapat dibalik (reversible).” Pikiran mereka masih bersifat irreversible.
Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek atau situasi sekaligus, dan belum mampu bernalar (reasoning) secara individu dan deduktif.
Anak bernalar secara transduktif (dari khusus ke khusus). Anak juga belum mampu membedakan antara fakta dan fantasi. Kadang-kadang anak seperti berbohong. Ini terjadi karena anak belum mampu memisahkan kejadian sebenarnya dengan imajinasi mereka.

B.     MASALAH BAKAT
Bakat atau aptitude adalah potensi dalam diri seseorang yang dengan rangsangan tertentu memungkinkannya mencapai suatu kecakapan,pengetahuan,dan keterampilan khusus. Misalnya, kemampuan berbahasa  Inggris, bermain musik, atau kemampuan menulis cerita.
Ada dua jenis bakat :
1.      Bakat yang berkaitan dengan kemahiran atau kemampuan mengenai bidang pekerjaan khusus, seperti bakat berjualan/ mengarang. Yang disebut juga pocational aptitude.
2.      Bakat yang diperlukan untuk berhasil dalam tipe pendidikan khusus. Misalnya bakat melihat ruangan (dimensi) yang diperlukan oleh seorang arsitek. Yang disebut juga scholastic aptitude.
Bakat dapat dikembangan melalui :
·         Perkaya anak dengan bermacam-macam pengalaman dan perdalam pengalamannya. Sebab makin banyak dan makin bervariasi hal-hal baru yang dilihat dan didengar anak, makin tertarik pula anak untuk mencoba berbagai macam hal.
·         Dorong atau rangsanglah anak untuk mengembangkan semua minatnya.
·         Beri anak kesempatan untuk melakukan kegiatan yang memungkinkan berkembangnya bakat dan minat anak.
·         Beri penghargaan dan pujian untuk usaha anak.
·         Sediakan sarana yang cukup bagi aktualisasi bakat.
·         Bila orang tua belum tahu apa potensi anak, pilihkan dahulu bidang yang umum.
Faktor yang mempengaruhi tampilnya bakat :
·         Motivasi
Faktor motivasi berhubungan dengan kuatnya daya juang untuk mencapai suatu sasaran tertentu.

·         Nilai atau   Value
Faktor nilai yaitu bagaimana cara seseorang memberi arti terhadap pekerjaan yang menjadi bakatnya
·         Konsep Diri
Konsep diri yang positif berinteraksi timbal balik dengan sukses aktualisasi bakat seseorang.

C.     BERFIKIR LOGIS
Kemampuan memproses informasi sesuai dengan aturan –aturan logika. Sebelum anak sampai pada kemampuan berfikir logis ada beberapa konsep yang harus dikuasai sebelumnya yakni ;
·         Transformasi yakni perubahan atau pergantian bentuk.
·         Reversibel yakni menurut piaget adalah kemampuan untuk mengikuti satu rangkaian berfikir (misalnya mengamati air yang ditumpahkan).
·         Klasifikasi dimana anak-anak mulai belajar mengelompokkan barang-barang sesuai dengan klasifikasinya.
·         Class inclusion yakni kemampuan untuk mengklasifikasikan objek secara bersamaan berdasarkan dua atau lebih kategori.
·         Hubungan asimetris yakni kemapuan untuk mengklasifikasi objek berdasarkan perbedaannya.

D.     IMAJINASI
Imajinasi adalah proses menciptakan suatu objek atau kejadian tanpa didukung oleh data yang nyata. Lewat imajinasi manusia bisa menciptakan suatu penemuan baru guna kepentingan masa depan atau hal-hal fantastik  lainnya. Secara umum, imajinasi sangat diperlukan untuk proses kreatif . karna kreativitas seseorang umumnya merupakan produk dari iamjinasi.

E.     MASALAH INTELEGENSI
Intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.Thurstone mengatakan bahwa ada tujuh faktor yang membentuk intelegensi yaitu :
·         Kemampuan verbal ( verbal Comprehension) yakni kemampuan seseorang untuk menghadapi materi verbal, berfikir verbal, dan menangkap hubungan anatara konsep-konsep
·         Kelancaran kata-kata (word Fluency) yaitu kelancaran mengutarakan pikiran dalam kata-kata.
·         Kemampuan mengenai angka (number) yaitu kemampuan menggunakan pikiran melalui angka-angka mencari hubungan angka-angka dan memperhitungkan secra cepat dan tepat.
·         Kemampuan ruanagan yakni  mengimajinasikan bentuk akhir objek dengan melihat gambar rancangannya.
·         Kecepatan persepsi
·         Kemampuan menalar


F.      MASALAH KONSEP BILANGAN DAN JUMLAH
Berkembangnya pemahaman konsep bilangan memang butuh waktu lama. Sampai usia lima tahun anak hanya mampu menguasai sejumlah kecil bilangan saja. Sebelum anak memahami konsep bilangan anak harus mengerti terlebuh dahulu konsep jumlah. Dimana anak telah bisa menunjukkan mana ukuran yang lebih besar dan mana ukuran yang lebih kecil.
Melalui beragam pengalaman dan sejalan dengan meningkatnya proses belajar. Pemahaman anak tentang konsep bilangan dan konsep jumlah pun akan semakin berkembang.
G.    MASALAH KONSEP RUANGAN

Konsep tentang ruangan mencakup hal-hal seperti hubungan antara objek yang satu dengan yang lain dilingkungan, arah, jarak, perspektif dan gerak. Pemahaman ini sangat penting terutama u ntuk bayi seperti untuk belajar berjalan, mengambil makanan, memasukkan makanan kedalam mulut.
Menurut Piaget ada lima aspek dari konsep keruangan, yakni;
a.       Proximity atau kedekatan antara objek satu dengan objek lainnya. Seperti seorang anak yang mulai menggambar. Dengan hasil gambaran gambar tangan yang terlalu dekat dengan kepala dsb.
b.      Separation atau keterpisahan, sebagai contoh seorang anak yang harusnya menggambar tanda silang, anatara garis horizontal dan vertikal berada pada posisi yang pas. Tetapi garis yang mereka buata hanya saling menyentuh saja.
c.       Order atau keteraturan, kegagalan dalam memahami keteraturan ruangan sebagai contoh seorang anak yang menggambar mulut diatas gambar hidung.
d.      Contiguity atau kontak antara objek dengan ruangan, seperti  seorang anak yang membuat gambar orang melayang yang tak menjejak diatas tanah.
e.       Direction atau arah. Pada usia ini usia 6-7 tahun anak telah dapat membedakan antara tangan kanan dan tangan kirinya.
f.       Jarak. Disini anak sudah dapat mengukur atau menghitung suatu jarak jika diberikan suatu alat peraga khususnya dibidang matematika.

H.    MASALAH KONSEP KAUSALITAS (SEBAB-AKIBAT)

Menurut Piaget anak cenderung untuk berfikir animistik yaitu “ menghidupkan” benda-benda mati. Sebagai contoh anak akan mengatakan matahari itu hidup karena ia bergerak.
Piaget membagi pemikiran animistik ini kedalam empat tahapan yaitu;
a.       Tahap pertama anak akan mengganggap benda itu hidup bila objek itu utuh. Seperti piring akan ia katakan hidup tapi ketika piring itu pecah maka akan ia katakan kalau piring itu mati.
b.      Tahap kedua benda ia katakan hidup bila benda itu bergerak seperti bulan atau matahari yang bergerak, tetapi lukisan didinding ia katakan mati karna diam.
c.       Tahap terakhir yaitu hanya binatang dan tumbuhan yang anak yakini hidup sebagai sesuatu yang hidup.










BAB IV
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Perkembangan kognitif adalah tahap-tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak-anak sampai dewasa; mulai dari proses-proses berpikir secara konkret sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep anstrak dan logis. Baik itu hambatan berfikir, masalah bakat, berfikir logis, imajinasi,masalah intelegensi, konsep bilangan, keruangan dan konsep kausalitas.

B.     SARAN
Diharapkan para orang tua dapat mengerti pertumbuhan anak sehingga untuk perkembangan kognisinya dapat berjalan sebagai mestinya. Sehingga dapat mengatasi sesegera mungkin jika terjadi masalh-masalah pada perkembanagn kognisinya. Kita dapat sesegera mungkin mengatasinya atau menemukan solusi.
Demikian penulisan makalah yang kami susun tentang bahasan Perkembangan Kognitif. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi pembaca. Kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.














DAFTAR PUSTAKA

Seri Ayahbunda. Perkembangan anak. Gaya favorit press.
Websit :
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif
http://meetabied.wordpress.com/2010/03/20/teori-perkembangan-kognitif-piaget-dan-implikasi-dalam-pembelajaran.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar